DEPAN

Sungguh, kadang kejujuran itu terasa sangat menyakitkan, tetapi katakanlah dan luruskanlah saja niatmu

Hisablah dirimu sebelum di hisab Allah dan jangalah menyibukkan diri menghisab apalagi menghisap orang lain

Memang nikmat berbagi dalam kebaikan & kebenaran (modifikasi dari KZ)

Salah satu tugas dalam hidup ini begitu sederhana, hanya bersabar dan besyukur (AFF)

Orang yang melewatkan satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan,maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan menganiaya diri. (Dr. Yusuf Al-qardhawi)

-----------------------------

http://refleksirifa.blogspot.com/

https://rifateashahihbukhari.blogspot.com

http://www.facebook.com/ridwan.farid.3990

id.linkedin.com/pub/ridwan-farid/6/17b/164

------------------------------------

YM & Gtalk : rifa120

Selasa, 14 Juli 2015

Ucapan minal 'aidin wal-faizin

Asal usul
Ucapan minal 'aidin wal-faizin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya (Salaf as-Shaleh). Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair di masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang wanita di hari raya.

Ucapan Idul Fitri, mudik adalah budaya.... Bukan ritual/ibadah.... Sehingga menganut prinsip relativitas budaya...tidak ada benar dan salah.. Yg penting tidak melanggar Quran dan sunnah...
Sehingga stigma "keliru", "ngawur" adalah tidak pada tempatnya..

Contoh lain dari penerapan budaya adalah Pemakaian gelar Haji dan mudik tidak dikenal di Arab.
Apakah berarti kita harus mengikuti budaya Arab..?
Kalau Rasulullah makannya pakai 3 jari (karena makan kurna)... Apa kita harus makan pakai 3 jari sekalipun yg kita makan itu 
Soto atau cendol...?😜🔨

Aspek gramatikal
Kalau kita tadi menyoal tentang asal kata Ied (masdar atau kata dasar dari 
'aada=kembali) , sekarang kita mencoba untuk membongkar asal kata 'Aidin dan 
Faizin. Darimana sih mereka? 
'Aidin itu isim fa'il (pelaku) dari 'aada. Kalau anda memukul (kata kerja), 
pasti ada proses "pemukulan" (masdar), juga ada "yang memukul" (anda 
pelakunya). Kalau kamu "pulang" (kata kerja), berarti kamu "yang pulang" 
(pelaku). Pelaku dari kata kerja inilah yang dalam bahasa Arab disebut 
d engan isim fa'il. 

Kalau si Aidin, darimana? 'Aidin atau 'Aidun itu bentuk jamak (plural) dari 
'aid, yang artinya "yang kembali" (isim fa'il. Baca lagi teori di atas). 
Mungkin maksudnya adalah "kembali kepada fitrah" ("kembali berbuka", pen) 
setelah berjuang dan mujahadah selama sebulan penuh menjalankan puasa. 

'aada = ia telah kembali (fi'il madhi). 
Ya'uudu = ia tengah kembali (fi'il mudhori) 
'audat = kembali (kata dasar) 
'ud = kembali kau! (fi'il amr/kata perintah) 
'aid = ia yang kembali (isim fa'il). 

Kalau si Faizin? 
Si Faizin juga sama. Dia isim fa'il dari faaza (past tense) yang artinya 
"sang pemenang". Urutannya seperti ini: 
Faaza = ia [telah] menang (past tense) 
Yafuuzu = ia [sedang] menang (present tense) 
Fauzan = menang (kata dasar). 
Fuz = menanglah (fi'il amr/kata perintah)
Fa'iz = yang menang. 
'Aid (yang kembali) dan Fa'iz (yang menang) bisa dijamakkan menjadi 'Aidun 
dan Fa'izun. Karena didah ului "Min" huruf jar, maka Aidun dan Faizun 
menyelaraskan diri menjadi "Aidin" dan "Faizin". Sehingga lengkapnya "Min 
Al 'Aidin wa Al Faizin". Biar lebih mudah membacanya, kita biasa menulis 
dengan "Minal Aidin wal Faizin". 
Lalu mengapa harus diawali dengan "min"? 
"Min" artinya "dari". Sebagaimana kita ketahui, kata "min" (dari) biasa 
digunakan untuk menunjukkan kata keterangan waktu dan tempat. Misalnya 
'dari' zuhur hingga ashar. Atau 'dari' Cengkareng sampe Cimone. 

Selain berarti "dari", Min juga mengandung arti lain. 

Syekh Ibnu Malik dari 
Spanyol, dalam syairnya menjelaskan: 
Ba'id wa bayyin wabtadi fil amkinah 
Bi MIN wa qad ta'ti li bad'il azminah 
Maknailah dengan "sebagian", kata penjelas dan permulaan tempat- 
-Dengan MIN. Kadang ia untuk menunjukkan permulaan waktu. 
Dari keterangan Ibnu Malik ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa MIN 
pada MIN-al aidin wal faizin tadi menunjukkan kata "sebagian" 
(lit-tab'idh ) . Jadi secara harfiyah, minal 'aidin wal-faizin artinya: 
BAGIAN DARI ORANG-ORANG YANG KEMBALI DAN ORANG-ORANG YANG MENANG. 

Makna kontekstual

dari aspek etimologi, 
Minal ‘Aidin dpt diartikan “Semoga kita termasuk orang2 yg kembali kpd fitrah”, yang merupakan “asal kejadian” manusia.

Secara lengkap, kalimatnya adalah ”Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin” yang artinya “semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan menang”. Jadi, minal aidin wal fazin sendiri berarti dari orang-orang yang kembali (fitri) dan menang. Menang maksudnya menang melawan hawa nafsu selama puasa

Memang " Minal Aidin wal faizin" maknanya bukan "mohon maaf lahir batin"... Makna tidak harus diartikan perkata tapi juga secara kontekstual adalah kembali fitri termasuk "menyamakan score" dengan saling memaafkan....
Dan menurut saya tidak ada yg salah dalam hal ini. Hakikatnya kesitu2 juga --> kembali ke kondisi fitri penciptaan... Yaitu pola hidup yg mengedepankan ketakwaan, keselarasan, 
keseimbangan. 


Idul Fitri

Id = Kembali
Fitri = Fitrah =ujud kehidupan menurut penciptanya--> Cosmos/teratur.

Fitrah manusia (30:30) 
"maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah; (tetaplah) atas fitrah Allah yg telah menciptakan manusia manusia menurut fitrah itu... Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yg lurus. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui...."

Fitrah manusia adalah hidup merunduk patuh dengan ajaran Allah..... "Menang atas hawa nafsu sesaat", kembali bersih dari ego sektoral  menuju ego universal.
.  
Sebelum Ruh ditiupkan dalam janin, telah terikat kontrak dengan Tuhan/Juragan/Bos Alam semesta--untuk senantiasa hidup patuh dengan ajaranNya)

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu (Allah) mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka :"Bukankah Aku ini Tuhanmu/Juraganmu/Bosmu "? Mereka menjawab :"Betul (Engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi saksi. Kami lakukan yg demikian agar dihari Kiamat kamu tidak mengatakan : sesunggahnya Kami termasuk orang2 yg lengah terhadap hal ini...(7:172)

Tubuh kita didesain dengan sempurna seimbang. Hakekat penciptaan adalah kesempurnaan keseimbangan.

82:7--> Penciptaan manusia
"Yg telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang"

41:11-->Penciptaan Semesta
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya
:"Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab :"Kami datang dengan suka hati"...

67:3
Yg telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali2 tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yg tidak seimbang. Maka lihatlah berulang2 adakah kamu lihat yg tidak seimbang ?

7:54
Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yg telah menciptakan langit dan Bumi dalam 6 masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutup malam kepada siang yg mengikutinya dengan cepat, dan Matahari, bulan dan bintang2 tunduk pada PerintahNya.
Ingatlah, menciptakan. Dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta Alam...

Semua yg ada dilangit dan bumi sudah tunduk patuh/bertasbih kepada Allah, kecuali kemauan bebas manusia yg bisa Iman atau Ingkar (91;8-10)--Sesungguhnya Allah mengilhamkan kepada jiwa. Itu jalan kefasikan dan ketakwaan, sesungguh beruntunglah orang yg mensucikan dan sesungguhnya merugilah orang yg mengotorinya.

Selamat Idul Fitri 1435 H
"Taqabballahu Minna wa minkum wa Ja'alnallahu Minal Aidin wal Faizin" (semoga Allah menerima amalan yang telah aku lakukan dan telah kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang orang) yg kembali (kepada fitrah--kepatuhan, keselarasan dan keseimbangan) dan (mendapat) kemenangan (mengatasi hawa nafsu).

(Dari berbagai sumber)

Arti Kata Ketupat

Arti Kata Ketupat
( KUPAT)

Dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa.
Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.

Laku Papat

Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran.
Empat tindakan tersebut adalah:
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

Arti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan

Lebaran
Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

Luberan
Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.

Leburan
Maknanya adalah habis dan melebur.
Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan
Berasal dari kata labur atau kapur.
Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.