BERCANDA alias GUYON
Allah Swt. berfirman, Artinya: “Dan sesungguhnya Dia-lah
yang membuat orang tertawa dan menangis” (QS An-Najm: 43).
Menurut Ibnu ‘Abbas, berdasarkan ayat ini, canda dengan
sesuatu yang baik adalah mubah (boleh). Rasulullah Saw. pun sesekali juga
bercanda, tetapi Rasulullah Saw. tidak pernah berkata kecuali yang benar. Imam
Ibnu Hajar al-Asqalany menjelaskan ayat di atas bahwa Allah Swt. telah
menciptakan dalam diri manusia tertawa dan menangis.
Bagaimana "canda yang baik"
1. Tidak menjadikan simbol-simbol Islam (tauhid, risalah,
wahyu dan dien) sebagai bahan gurauan. Firman Allah: “Dan jika kamu tanyakan
mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab,
“Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah:
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”
(QS. at-Taubah:65)
2. Jangan menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai alat
untuk menjadikan orang lain tertawa, seperti April Mop di masa sekarang ini.
Sabda Rasulullah saw: “Celakalah bagi orang yang berkata dengan berdusta untuk
menjadikan orang lain tertawa. Celaka dia, celaka dia.” (HR. Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi dan Hakim)
3. Jangan mengandung penghinaan, meremehkan dan merendahkan
orang lain. Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan); dan jangan
pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula
kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman..” (QS. al-Hujurat:11) “Cukuplah keburukan
bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)
4. Tidak boleh menimbulkan kesedihan dan ketakutan terhadap
orang muslim. Sabda Nabi saw: “Tidak halal bagi seseorang menakut-nakuti sesama
muslim lainnya.” (HR. ath-thabrani) “Janganlah salah seorang di antara kamu
mengambil barang saudaranya, baik dengan maksud bermain-main maupun
bersungguh-sungguh.” (HR. Tirmidzi)
5. Jangan bergurau untuk urusan yang serius dan jangan
tertawa dalam urusan yang seharusnya menangis. Tiap-tiap sesuatu ada tempatnya,
tiap-tiap kondisi ada (cara dan macam) perkataannya sendiri. Allah mencela
orang-orang musyrik yang tertawa ketika mendengarkan al-Qur’an padahal
seharusnya mereka menangis, lalu firman-Nya: “Maka apakah kamu merasa heran terhadap
pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu
melengahkannya.” (QS. an-Najm:59-61).
Dalam hal hiburan, Rasulullah memberikan batasan dalam
sabdanya; “Janganlah kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu dapat
mematikan hati.” (HR. Tirmidzi). “Berilah humor dalam perkataan dengan ukuran
seperti Anda memberi garam dalam makanan.” (Ali ra.). “Sederhanalah engkau
dalam bergurau, karena berlebihan dalam bergurau itu dapat menghilangkan harga
diri dan menyebabkan orang-orang bodoh berani kepadamu, tetapi meninggalkan
bergurau akan menjadikan kakunya persahabatan dan sepinya pergaulan.” (Sa’id
bin Ash).
Notes : Copas WA groups
Tidak ada komentar:
Posting Komentar