DEPAN

Sungguh, kadang kejujuran itu terasa sangat menyakitkan, tetapi katakanlah dan luruskanlah saja niatmu

Hisablah dirimu sebelum di hisab Allah dan jangalah menyibukkan diri menghisab apalagi menghisap orang lain

Memang nikmat berbagi dalam kebaikan & kebenaran (modifikasi dari KZ)

Salah satu tugas dalam hidup ini begitu sederhana, hanya bersabar dan besyukur (AFF)

Orang yang melewatkan satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan,maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan menganiaya diri. (Dr. Yusuf Al-qardhawi)

-----------------------------

http://refleksirifa.blogspot.com/

https://rifateashahihbukhari.blogspot.com

http://www.facebook.com/ridwan.farid.3990

id.linkedin.com/pub/ridwan-farid/6/17b/164

------------------------------------

YM & Gtalk : rifa120

Selasa, 06 Oktober 2015

Sirah Nabawiyah-HIJRAH KE MADINAH (13)



SIRAH NABAWIAH
Dirangkum oleh Kang Teddy Tedjakusuma dari buku karangan Syeikh Syafiyyur Rahman Mubarakfuri 

 

HIJRAH KE MADINAH (13)

Allah berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 30:
Wa idz yamkuru bikal ladziina kafaruu liyutsbituuka au yaqtulluka au yukhrijuuka. Wayamkuruuna wayamkurullaah.  Wallahu khairul maakiriin.
“Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.  Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggaggalkan tipu daya itu.  Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”
Malam itu, Nabi saw menyuruh Ali untuk tidur di tempat tidurnya dan memakai selimut yang biasa ia pakai.  Pada tengah malam Rasulullah saw pergi keluar rumahnya dan melewati orang-orang Quraisy itu yang sudah lama mengintai rumahnya.  Beliau mengambil segenggam tanah dan ditaburkan ke kepala mereka sambil membaca ayat:
Waja’alnaa min baini aidiihim saddaw wamin khalfihim saddan faaghsyainaahum fahum laa yubshiruun.
“Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), serta Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Yasin:9).
Maka, Allah pun menutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat beliau.  Kemudian beliau berjalan menuju rumah Abu Bakar.  Setelah itu, mereka keluar menuju goa Tsur, ke arah Yaman.  Sementara orang-orang kafir Quraisy gagal melaksanakan rencananya ketika mereka membuka selimut di tempat tidur Nabi mereka mendapati Ali yang sedang tidur dan bukannya Nabi saw yang tadinya hendak mereka bunuh.
Ada beberapa peristiwa menarik sehubungan dengan hijrah beliau ke Madinah, di antaranya sebagai berikut:
1.       Dalam perjalanan, untuk menghindari kejaran orang-orang kafir Quraisy, Nabi saw bersama Abu Bakar bersembunyi di sebuah gua di gunung Tsur, karenanya dikenal sebagai gua Tsur.  Gua tersebut sangat sempit.  Ketika mereka sudah berada di dalam gua orang-orang Quraisy mendekati gua itu, demikian dekat sehingga seandainya mereka melihat ke bawah mereka pasti melihat Nabi dan Abu Bakar di dalam gua itu. Abu Bakar sangat khawatir menghadapi situasi ini, namun Nabi saw berkata, “Wahai Abu Bakar, jangan kamu kira kita hanya berdua, Allah bersama kita.”  Orang-orang Quraisy itu pun kembali, padahal jarak antara mereka dengan Nabi dan Abu Bakar itu sangat dekat.
2.       Para pemimpin Quraisy kalap dengan kenyataan bahwa Rasulullah saw telah lolos dari cengkeraman mereka.  Maka mereka berusaha mencari berbagai cara untuk mengejarnya, salah satunya adalah dengan mengumumkan bahwa barangsiapa yang berhasil menangkap Nabi saw akan diberi hadiah berupa seratus ekor unta.  Salah seorang yang tertarik dengan hadiah ini adalah Suraqah bin Malik, dan dia berusaha mengejar Nabi saw dengan berkuda.  Namun ketika ia sudah berada dekat di belakang Nabi dan Abu Bakar yang juga berkuda, kudanya terantuk batu dan terpelanting.  Ia membangunkan kudanya dan berusaha mengejar lagi mereka namun sekali lagi kudanya terperosok ke tanah dan terpelanting.  Akhirnya ia pun mengurungkan niatnya, dan berfikir bahwa Muhammad saw adalah pihak yang akan menang.  Ia kemudian berbicara baik-baik dengan Nabi dan memberi tahu perihal diyat yang diberlakukan untuk beliau, dan kemudian kembali ke Mekkah.  Sepanjang perjalanan ia menghalangi orang-orang yang berusaha untuk mengejar Nabi.  Demikianlah kisah tentang Suraqah bin Malik, yang di pagi hari berjuang membunuh Nabi dan Abu Bakar, namun di sore harinya ia berbalik menjadi pelindung mereka.
3.       Dalam perjalanan itu, Rasulullah saw melewati rumah Ummu Ma’bad, beliau adalah seseorang yang suka memberi makan dan minum orang-orang yang melewatinya.  Beliau melihat seekor kambing milik Ummu Ma’bad yang katanya tidak mengeluarkan susu.  Beliau mengambil kambing itu, memnyebut nama Allah, berdoa, dan kemudian atas izin Ummu Ma’bad memerah susunya.  Maka, kambing itupun menjadi berisi dan mengeluarkan air susu yang banyak sampai memenuhi sebuah bejana.  Nabi kemudian membagikan susu itu untuk Ummu Ma’bad, Abu Bakar dan dirinya saw.
4.       Di tengah perjalanan, Nabi saw berjumpa dengan Buraidh, pemimpin salah satu kabilah Quraisy yang keluar dalam rangka mencarai Nabi saw dan Abu Bakar dengan harapan mendapatkan hadiah dari orang-orang Quraisy.  Setelah berjumpa dengan Nabi saw dan diajak bicara oleh beliau, akhirnya ia dan tujuh puluh orang dari kaumnya memeluk Islam.
Pada hari Senin tanggal 8 Rabiul Awwal tahun keempat belas kenabian, sekitar 10 hari sejak meninggalkan Mekkah, Rasulullah saw tiba di Quba, sebuah tempat dekat Yatsrib.  Kaum Muslimin yang setiap hari menunggu mereka menjemput beliau, bertakbir dan memberikan penghormatan kepada beliau.  Mereka mengerumuni beliau, dan beliau diliputi oleh rasa ketenangan.
Rasulullah saw singgah di Quba selama empat hari.  Di sana, beliau mendirikan masjid Quba.  Masjid ini adalah masjid pertama yang didirikan setelah kenabian yang didasarkan atas ketakwaan.  Pada hari kelima Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar bergerak menuju Madinah.  Hari itu adalah hari Jumat, tanggal 13 Rabi’ul Awwal tahun keempat belas kenabian atau tahun pertama Hijriah.  Setelah melakukan shalat Jumat, Nabi saw masuk ke Yatsrib. 
Hari itu adalah hari yang sangat bersejarah.  Suara tahmid menggema di rumah-rumah.  Sebagai ungkapan rasa gembira, anak-anak kaum Anshar mengalunkan baitu-bait syair sebagai berikut:
Bulan purnama telah bersinar menerangi kami
Dari Tasniyyat Wada’
Kita wajib bersyukur atas kedatangan seorang da’i
Yang menyeru kepada Allah
Wahai (Nabi) yang diutus kepada kami
Engkau datang membawa perkara yang ditaati

Kaum Anshar tidak semuanya kaya raya, tetapi setiap mereka mengharapkan Rasulullah saw tinggal di rumahnya.  Setiap kali beliau melewati rujmah orang-orang Anshar, mereka mengambil tali kekang kendaraannya dan berkata, “Mari menuju kekuatan, senjata, dan perlindungan.”  Namun beliau berkata, “Lepaskanlah, sebab ia diperintah”.  Onta beliau terus berjalan sampai di suatu tempat, lalu berderum.  Tampat beliau turun ini adalah tempat Bani an-Najjar paman-paman Nabi saw dari pihak ibunya dan itu atas taufik Allah kepada ontanya.  Beliau ingin tinggal di tengah-tengah paman-paman beliau untuk menghormati mereka.  Nantinya di tempat itulah didirikan Masjid Nabawi yang kita kenal sekarang.
Sampai di sini, berakhirlah bagian kehidupan Rasulullah saw dan dakwah Islam pada fase Mekkah, dan dimulailah fase kehidupan dan perjuangan dakwah beliau di Madinah.

Tidak ada komentar: