DEPAN

Sungguh, kadang kejujuran itu terasa sangat menyakitkan, tetapi katakanlah dan luruskanlah saja niatmu

Hisablah dirimu sebelum di hisab Allah dan jangalah menyibukkan diri menghisab apalagi menghisap orang lain

Memang nikmat berbagi dalam kebaikan & kebenaran (modifikasi dari KZ)

Salah satu tugas dalam hidup ini begitu sederhana, hanya bersabar dan besyukur (AFF)

Orang yang melewatkan satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan,maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan menganiaya diri. (Dr. Yusuf Al-qardhawi)

-----------------------------

http://refleksirifa.blogspot.com/

https://rifateashahihbukhari.blogspot.com

http://www.facebook.com/ridwan.farid.3990

id.linkedin.com/pub/ridwan-farid/6/17b/164

------------------------------------

YM & Gtalk : rifa120

Selasa, 06 Oktober 2015

Sirah Nabawiyah-DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN (6)



SIRAH NABAWIAH
          Dirangkum oleh Kang Teddy Tedjakusuma dari buku karangan Syeikh Syafiyyur Rahman Mubarakfuri 




DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN (6)

Pada suatu hari Rasulullah saw berdiri di atas bukit Shafa dan berseru memanggil semua suku di Mekkah, sehingga orang-orang Quraisy pun berkumpul mendatangi beliau.  Setelah itu beliau berkata kepada mereka, “Seandainya kuberitahukan kepada kalian bahwa di lembah sana terdapat pasukan berkuda yang hendak menyerang kalian, apakah kalian mempercayaiku?” Mereka menyahut, “Ya, kami belum pernah melihat kamu berdusta.”  Beliau saw melanjutkan, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan kepada kalian dari siksa yang sangat pedih.”  Mendengar kata-kata Rasulullah saw Abu Lahab yang hadir saat itu memprotes, “Sungguh celaka kamu sepanjang hari, hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami?!”.  Demikianlah penentangan Abu Lahab terhadap dakwah Rasulullah, dan sehubungan dengan itu Allah berfirman, “Binasalah kedua belah tangan dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS Al Lahab: 1)
Demikianlah Rasulullah selanjutnya menyampaikan risalah Islam secara terbuka ke seluruh penjuru Mekkah.  Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 94: “Dan sampaikanlah secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu pedulikan orang-orang musyrik.”  Rasulullah menyerang segala bentuk khurafat syirik dan kebohongan-kebohongannya serta menyebutkan hakikat berhala-berhala dan berbagai kelemahannya, dan kesesatan orang-orang yang menyembah berhala.  Namun seperti sudah diduga penduduk Mekkah menyambut dakwah Rasulullah ini dengan luapan amarah, keheranan dan ancaman.   Bagi mereka dakwah Rasulullah bagai petir yang membelah awan, menggelagar dan menggoncangkan suasana yang tenang.  Hal itu mereka lakukan karena mereka mengetahui bahwa keimanan itu menolak ketuhanan selain Allah, dan bahwa mereka tidak memiliki pilihan terhadap diri dan harta mereka, apalagi terhadap orang lain.  Hal ini berarti mencabut kekuasaan mereka atas orang-orang Arab, dan mencegah mereka untuk berbuat zhalim terhadap orang-orang lemah serta kejahatan yang mereka lakukan. Namun di sisi lain mereka juga bingung, karena mereka tahu betul bahwa orang yang mereka tentang adalah orang yang jujur dan terpercaya, contoh terbaik bagi nilai-nilai kemanusiaan dan akhlaq yang mulia.  Apa yang harus mereka lakukan?
Akhirnya mereka pun memutuskan untuk menemui paman Rasulullah saw, Abu Thalib, dan mengadukan Rasulullah saw yang telah menghina tuhan-tuhan mereka, mencela agama mereka, dan menganggap sesat nenek moyang mereka. Mereka meminta agar Abu Thalib mengambil alih urusan ini.  Namun Abu Thalib dengan lemah lembut menolak tuntutan mereka dan berpendirian bahwa Rasulullah saw berhak untuk meneruskan ajakannya.
Cara lain yang dilakukan orang-orang Quraisy untuk merintangi seruan Rasulullah kepada Islam adalah dengan mempengaruhi para jemaah haji yang berziarah ke Mekkah di musim haji.  Sebelumnya mereka berunding, apa yang akan mereka katakan tentang Muhammad saw kepada para jemaah haji tersebut.  Sebagian mereka mengusulkan agar Muhammad saw dikatakan sebagai seorang dukun.  Yang lain mengusulkan agar Muhammad saw dikatakan sebagai seorang gila.  Yang lain lagi mengusulkan agar dia dikatakan sebagai seorang penyair.  Ada juga yang mengusulkan dia dikatakan sebagai seorang tukang sihir, karena perkataannya dapat menyihir dan memisahkan seseorang dari bapaknya atau saudaranya atau istrinya atau keluarga.  Namun mereka semua menyadari bahwa tak ada satu pun dari sebutan-sebutan itu yang cocok diterapkan bagi Muhammad saw.  Bagaimanapun mereka harus mengambil sebuah keputusan, dan istilah “tukang sihir” lah yang mereka anggap paling cocok untuk diterapkan pada Muhammad saw.  Maka mereka pun melaksanakan rencana mereka, dan mulai menyebarkan fitnah tentang Muhammad saw kepada para jema’ah haji yang berziarah ke Mekkah di musim haji.  Orang yang paling bertanggung jawab atas gerakan ini adalah Abu Lahab.  Akibatnya orang-orang Arab yang datang berhaji, setelah mendengar persoalan ini, membawa berita ini ke tempat asalnya masing-masing dan akhirnya persoalan tentang Muhammad saw ini tersebar ke seluruh negeri Arab.
Demikianlah orang-orang Quraisy tak pernah kehilangan cara untuk menentang seruan Rasulullah saw untuk beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.  Di antara cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Mencemooh dan menghina, melecehkan, mendustakan dan menertawakan, dengan tujuan merendahkan kaum muslimin dan menghina kekuatan spiritual mereka.
2.       Membuat buruk citra ajaran beliau, melancarkan propaganda-propaganda palsu dan lemah di sekitar ajaran tersebut dan pribadi beliau.  Tentang Al-Quran, mereka mengatakan, “Dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, dimintanya untuk dituliskan, maka dibacakan dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang. “ (Al Furqan:5)
3.       Menyaingi Al-Quran dengan dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng tersebut sehingga lalai dari Al-Quran.
4.       Berusaha untuk memadukan antara Islam dan jahiliyah, bersikap lunak agar Muhammad saw juga bersikap lunak, agar beliau mau berkompromi dengan mereka, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran, “Mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak, lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu.” (Al-Quran)
Ternyata setelah sekian lama usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw tidak berhasil sama sekali, dan beliau saw tetap melaksanakan dakwahnya.  Hal ini makin menimbulkan kebencian mereka, dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengambil cara kekerasan.  Mereka mulai menindas orang-orang muslim, menyiksa orang-orang yang baru masuk Islam terutama kaum yang lemah.  Di antara orang-orang muslim yang mengalami penyiksaan dan penindasan ini adalah:
-Paman Utsman bin Affan yang dibungkus dengan daun korma, kemudian diasapi dari bawahnya.
-Bilal bin Rabbah seorang budak berkulit hitam yang dijemur di atas padang pasir dalam keadaan terlentang saat matahari sedang terik, kemudian ditindih dengan batu besar.  Hal ini dilakukan oleh majikannya sendiri.
-Amar bin Yasir beserta ayah dan ibunya yang diseret ke tengah padang pasir yang sedang panas-panasnya, lalu disiksa dengan kejam.  Bahkan ibu Ammar, Sumayyah, setelah disiksa oleh Abu Jahal ditusuk jantungnya dengan tombak hingga meninggal, dan dia-lah wanita sekaligus orang pertama yang syahid dalam Islam.
Demikianlah penindasan dan penyiksaan dilakukan orang-orang musyrik Quraisy terhadap kaum muslimin terutama yang berasal dari golongan lemah.  Namun mereka tak bisa melakukan hal seperti ini kepada Rasulullah saw sendiri, karena beliau berada dalam lindungan pamannya, Abu Thalib, orang yang disegani di kalangan masyarakat Mekkah.

Tidak ada komentar: